virtualteam.my.id – Hari terakhir bursa transfer musim panas 2025 menjadi momen pahit bagi Manchester United (MU). Upaya merekrut gelandang Conor Gallagher dari Atletico Madrid kandas, sementara harapan mendatangkan kiper Gianluigi Donnarumma pupus karena ia memilih rival sekota, Manchester City. Kegagalan MU di bursa transfer ini memperdalam krisis di lini tengah dan posisi penjaga gawang, sebagaimana dikhawatirkan legenda klub Wayne Rooney. Berikut kisah lengkap di balik kepanikan dan kegagalan tersebut.
Jeritan Hati Wayne Rooney
Jauh sebelum penutupan bursa transfer pada 2 September 2025, Wayne Rooney telah menyuarakan kekhawatirannya tentang kondisi skuad MU. Ia menyoroti dua posisi krusial yang perlu perbaikan segera: lini tengah dan penjaga gawang. Menurut Rooney, skuad Ruben Amorim seolah “menjerit” meminta tambahan pemain berkualitas. “Gelandang dan kiper adalah prioritas utama,” tegasnya dalam wawancara dengan BBC, menekankan urgensi memperkuat tim untuk bersaing di Liga Inggris.
Namun, harapan Rooney tidak terwujud. MU gagal mendatangkan pemain yang mampu menutup lubang di skuad, membuat musim 2025/26 semakin menantang.
Upaya Gagal Merekrut Conor Gallagher
Di hari terakhir bursa transfer, MU bergerak cepat untuk memperkuat lini tengah. Setelah gagal mengejar Carlos Baleba dari Brighton, mereka mengalihkan fokus ke Conor Gallagher dari Atletico Madrid. Menurut laporan The Hard Tackle, MU mengajukan tawaran pinjaman untuk gelandang Inggris berusia 25 tahun itu. Namun, Atletico bersikeras hanya menerima transfer permanen, menolak proposal MU.
Perbedaan keinginan ini membuat negosiasi buntu. Gallagher, yang telah tampil dalam 50 pertandingan untuk Atletico dengan torehan empat gol dan enam assist, tetap bertahan di Spanyol. Kegagalan ini meninggalkan lubang besar di lini tengah MU, yang sudah terlihat rapuh sejak awal musim.
Krisis Kepercayaan di Bawah Mistar
Selain lini tengah, Rooney juga menyoroti masalah di posisi penjaga gawang. Ia meragukan kemampuan Andre Onana dan Altay Bayindir untuk memberikan kepercayaan kepada lini belakang. Dalam wawancara BBC, Rooney membandingkan situasi saat ini dengan era Edwin van der Sar, yang membawa ketenangan bagi pertahanan MU. “Pemain bertahan butuh keyakinan dari kiper di belakang mereka, dan saya tidak melihat itu sekarang,” ujarnya.
Rooney menyarankan MU mengejar Gianluigi Donnarumma, kiper berusia 26 tahun yang telah memenangkan Liga Champions dan Euro. Ia menyebutnya sebagai solusi ideal untuk mengatasi krisis kepercayaan di bawah mistar. Sayangnya, harapan ini tidak menjadi kenyataan.
Donnarumma Memilih Manchester City
Kegagalan MU di bursa transfer semakin terasa menyakitkan karena Gianluigi Donnarumma memilih bergabung dengan Manchester City. Menurut laporan Metro, Donnarumma telah mencapai kesepakatan dengan City setelah PSG mengontrak Lucas Chevalier sebagai kiper utama. PSG bersedia melepas Donnarumma seharga £26 juta, dan City menjadi tujuan utamanya, terutama jika Ederson hengkang ke Galatasaray.
MU sempat dikaitkan dengan Donnarumma, tetapi ketidakmampuan mereka melepas Onana menghambat negosiasi. Kiper Italia itu lebih memilih City, yang menawarkan peluang bersaing di Liga Champions dan Liga Inggris. Keputusan ini menjadi pukulan telak bagi MU, terutama setelah desakan Rooney untuk merekrutnya.
Dampak Kegagalan Bursa Transfer
Kegagalan MU di bursa transfer memperparah tantangan yang dihadapi Ruben Amorim. Lini tengah tetap lemah tanpa tambahan pemain seperti Gallagher, sementara posisi kiper terus menjadi sorotan. Meski MU berhasil mendatangkan penyerang seperti Benjamin Sesko, Matheus Cunha, dan Bryan Mbeumo, ketidakseimbangan skuad tetap nyata.
Rooney juga menyinggung pentingnya kepercayaan dalam tim, mengacu pada era Van der Sar yang membawa stabilitas. Tanpa kiper kelas dunia seperti Donnarumma, pertahanan MU berisiko terus kebobolan, sebagaimana terlihat dari delapan kesalahan Onana yang menyebabkan gol sejak 2023/24.
Langkah ke Depan untuk MU
Meski bursa transfer musim panas telah berakhir, MU masih memiliki peluang di jendela transfer Januari 2026. Amorim perlu mencari solusi untuk lini tengah, mungkin dengan kembali mengejar Gallagher atau target lain seperti Manuel Ugarte. Untuk posisi kiper, nama seperti Senne Lammens dari Royal Antwerp muncul sebagai opsi, meski belum sekelas Donnarumma.
Jasa Marga, dalam konteks berbeda, menunjukkan pentingnya respons cepat terhadap krisis. MU dapat belajar dari pendekatan mereka dalam memulihkan operasional pasca-kerusuhan, dengan fokus pada efisiensi dan komunikasi publik.
Kesimpulan
Kegagalan MU di bursa transfer 2025 menyoroti tantangan besar yang dihadapi klub. Conor Gallagher gagal bergabung karena perbedaan keinginan dengan Atletico Madrid, sementara Gianluigi Donnarumma memilih Manchester City, menghancurkan harapan Wayne Rooney. Dengan lini tengah dan posisi kiper masih bermasalah, Ruben Amorim menghadapi tugas berat untuk membawa MU bangkit. Jendela transfer Januari menjadi harapan baru untuk memperbaiki skuad.