Sepak Bola

Idzes Salahkan Diri Sendiri Pasca-Kekalahan dari Irak

Idzes Salahkan

virtualteam.my.id – Idzes salahkan diri sendiri menjadi sorotan setelah Timnas Indonesia kalah 0-1 dari Irak pada laga kedua Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, Minggu (12/10/2025) dini hari WIB. Gol tunggal Zidane Iqbal di menit ke-75 memupuskan harapan Indonesia untuk debut di Piala Dunia. Bek naturalisasi Jay Idzes dengan tegas menyatakan, “Kami cuma bisa salahkan diri sendiri,” menyoroti blunder lini belakang sebagai penyebab kekalahan. Timnas kalah dari Irak ini akhiri perjuangan bersejarah di putaran keempat, meski sebelumnya mencatat prestasi lolos putaran ketiga. Ketua Umum PSSI Erick Thohir meminta maaf dan menjanjikan evaluasi menyeluruh untuk masa depan. Berikut kronologi pertandingan, pernyataan Idzes, reaksi publik, analisis kegagalan, dan langkah PSSI ke depan, dirangkum pada 12 Oktober 2025.

1. Kronologi Kekalahan: Blunder Lini Belakang Jadi Penentu

Pertandingan melawan Irak berlangsung sengit di Stadion King Abdullah Sports City. Babak pertama berakhir imbang 0-0, dengan Indonesia mampu menahan serangan Irak yang menguasai 58% penguasaan bola. Peluang emas tercipta di menit 38 melalui tendangan bebas Marselino Ferdinan, namun kiper Irak Jalal Hassan menepis bola dengan gemilang. Memasuki babak kedua, Irak meningkatkan intensitas serangan. Gol kemenangan tercipta di menit 75, ketika Zidane Iqbal, eks pemain Manchester United, memanfaatkan umpan silang setelah kesalahan koordinasi lini belakang Indonesia, khususnya Rizky Ridho. Tendangan voli akurat Iqbal tak bisa dihalau kiper Ernando Ari. Pelatih Patrick Kluivert memasukkan Thom Haye dan Rafael Struick untuk mengejar ketertinggalan, namun usaha itu sia-sia. Kekalahan ini memperparah hasil sebelumnya, kalah 2-3 dari Arab Saudi. Indonesia terpuruk di dasar klasemen Grup B tanpa poin. Akibatnya, mimpi Piala Dunia 2026 sirna, meski perjalanan ke putaran keempat jadi sejarah baru.

2. Pernyataan Jay Idzes: “Kami Salahkan Diri Sendiri”

Jay Idzes, bek Venezia yang jadi pilar pertahanan Timnas, blak-blakan usai laga: “Kami cuma bisa salahkan diri sendiri. Peluang ada, tapi kesalahan kami sendiri yang buat gol itu terjadi.” Idzes salahkan diri sendiri menyoroti kurangnya komunikasi di lini belakang saat umpan silang Irak tak bisa diantisipasi. Ia akui Irak lebih klinis, namun menegaskan Indonesia punya kualitas untuk bersaing jika bermain tanpa blunder. Pernyataan ini mencerminkan mentalitas profesional Idzes, yang jadi panutan pemain muda. Meski kecewa, ia tetap bangga: “Kami kasih semua, tapi sepak bola kadang kejam.” Komentar Idzes salahkan diri sendiri viral di X, dengan tagar #IdzesGaruda capai 30.000 tweet, tunjukkan dukungan fans meski hasil mengecewakan. Pernyataan ini dorong introspeksi tim untuk lebih solid di masa depan.

3. Permintaan Maaf Erick Thohir

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan permintaan maaf via Instagram: “Kami mohon maaf atas kegagalan ini. Terima kasih kepada pemain, pelatih, dan suporter atas dukungan luar biasa.” Ia menyebut lolos ke putaran keempat sebagai “capaian bersejarah”, namun akui hasil ini tak penuhi ekspektasi publik. Erick memuji dedikasi pemain seperti Idzes, Marselino Ferdinan, dan Justin Hubner, yang tampil habis-habisan. Ia menjanjikan evaluasi menyeluruh, termasuk taktik, mental, dan program naturalisasi. Transparansi ini tunjukkan komitmen PSSI menghadapi kritik. Erick tetap optimis: “Kegagalan ini pelajaran untuk masa depan yang lebih cerah.” Fans menghargai kejujuran ini, dengan banyak yang komentari dukungan di postingan Erick, meski kekecewaan masih mendominasi.

4. Perjalanan Timnas di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas kalah dari Irak menutup perjuangan impresif di putaran ketiga, di mana Indonesia mengalahkan tim seperti Vietnam (2-0) dan Filipina (3-1). Lolos ke putaran keempat adalah prestasi terbaik dalam sejarah Timnas, mengungguli capaian sebelumnya yang mentok di putaran kedua. Namun, di Grup B putaran keempat, Indonesia kalah 2-3 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Irak, tanpa poin. Pelatih Patrick Kluivert menyoroti kurangnya ketajaman finishing sebagai kelemahan utama, dengan hanya 3 tembakan tepat sasaran dari 8 peluang melawan Irak. Blunder lini belakang, seperti yang disebut Idzes, juga jadi faktor kekalahan. Meski gagal, perjalanan ini bukti kemajuan signifikan di era naturalisasi dan pelatih asing. Fokus kini beralih ke Asian Cup 2027, dengan PSSI punya fondasi kuat untuk regenerasi.

5. Reaksi Pemain dan Suporter

Selain Idzes salahkan diri sendiri, bek Rizky Ridho ungkapkan kekecewaan: “Kami berjuang maksimal, tapi maaf atas hasil ini.” Zidane Iqbal memuji permainan Indonesia: “Mereka tim kuat, tapi gol saya jadi momen kunci.” Suporter di X ramai dengan tagar #MaafGaruda, mencapai 60.000 tweet, mencerminkan kekecewaan bercampur dukungan. Akun @GarudaFans tulis: “Idzes main solid, cuma apes.” Fans tetap bangga dengan perjuangan pemain muda dan naturalisasi seperti Idzes. Dukungan ini jadi penyemangat tim untuk bangkit. Semangat untuk AFF Cup 2026 tetap terjaga. Solidaritas fans menunjukkan cinta pada Timnas tak pernah pudar.

6. Analisis Kegagalan: Blunder dan Kurangnya Finishing

Kekalahan Timnas kalah dari Irak terletak pada dua masalah utama: blunder lini belakang dan kurangnya ketajaman di lini depan. Kesalahan koordinasi, seperti yang diakui Idzes, memungkinkan Irak mencetak gol krusial. Data menunjukkan Indonesia hanya punya 3 tembakan tepat sasaran dari 8 peluang, jauh di bawah Irak (7 dari 12). Kluivert juga soroti mental pemain yang drop setelah kebobolan. Naturalisasi seperti Idzes dan Hubner membawa dampak positif, tapi adaptasi taktik masih kurang. Irak, dengan pengalaman lebih di level Asia, bermain lebih klinis. Meski begitu, capaian putaran keempat tunjukkan Indonesia kini mampu bersaing dengan tim besar. Evaluasi ini jadi kunci untuk ajang berikutnya.

7. Langkah PSSI ke Depan

PSSI merencanakan evaluasi menyeluruh pasca-kegagalan ini. Program naturalisasi, termasuk pemain seperti Idzes, Justin Hubner, dan Rafael Struick, dinilai sukses tapi butuh adaptasi lebih baik. PSSI akan fokus pada pembinaan U-20 dan U-23 untuk regenerasi jangka panjang, dengan target membangun skuad kompetitif untuk Asian Cup 2027. Masa depan Patrick Kluivert sebagai pelatih dievaluasi, dengan opsi pelatih lokal seperti Indra Sjafri atau asing baru. Erick Thohir menegaskan: “Kami akan perbaiki finishing dan mental untuk ajang berikutnya.” PSSI juga rencanakan pemusatan latihan di Eropa untuk tingkatkan pengalaman pemain. Kegagalan ini jadi pelajaran berharga. Timnas diharapkan lebih siap menghadapi tantangan regional dan internasional.

8. Dampak Kegagalan bagi Sepak Bola Indonesia

Timnas kalah dari Irak tak hanya soal hasil, tapi juga momentum membangun sepak bola nasional. Lolos ke putaran keempat tingkatkan peringkat FIFA Indonesia ke posisi 120 dunia, lompatan dari 150 di 2020. Dukungan suporter, baik di Jeddah maupun daring, tunjukkan sepak bola kini jadi kebanggaan nasional. Komentar Idzes salahkan diri sendiri dorong budaya profesionalisme di tim. PSSI juga dapat sponsor baru pasca-capaian ini, bantu pendanaan pembinaan. Meski gagal, perjalanan ini bukti Indonesia bisa bersaing di Asia. Fokus ke Asian Cup 2027 dan AFF Cup 2026 jadi langkah realistis. Akibatnya, optimisme untuk masa depan sepak bola Tanah Air tetap terjaga.

Kesimpulan
Timnas kalah dari Irak 0-1 dengan gol Zidane Iqbal memupuskan harapan Piala Dunia 2026. Idzes salahkan diri sendiri atas blunder lini belakang, mencerminkan introspeksi tim. Erick Thohir minta maaf, tapi bangga dengan capaian putaran keempat. Evaluasi PSSI fokus pada finishing, naturalisasi, dan regenerasi. Dukung Garuda di AFF Cup dan Asian Cup mendatang. Masa depan sepak bola Indonesia tetap cera