virtualteam.my.id – Investasi China RI Rp578T mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, dengan kenaikan 31% sejak 2020 hingga semester I 2025. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa China menjadi salah satu investor terbesar di Indonesia, terutama di sektor pengolahan logam dan kendaraan listrik (EV). Artikel ini mengulas kontribusi investasi China, fokus pada hilirisasi nikel, penyebaran investasi, dan inisiatif seperti Local Currency Settlement (LCS) yang memperkuat kerja sama bilateral.
Investasi China RI Rp578T di Berbagai Sektor
Menurut Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, investasi China RI Rp578T (setara US$35,3 miliar) didominasi oleh industri pengolahan logam sebesar 44% atau US$15,55 miliar (Rp254 triliun). Sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi menyumbang 18% (US$6,39 miliar), diikuti oleh industri kimia dan farmasi sebesar 10% (US$3,41 miliar). Investasi ini terutama mengalir ke pengolahan nikel di Morowali Industrial Park, fasilitas produksi EV oleh perusahaan seperti Yadea dan BYD, serta proyek infrastruktur strategis.
“China unggul dalam teknologi dan kapasitas finansial, mendukung hilirisasi mineral seperti nikel dan bauksit,” ujar Todotua pada acara OCBC One Connect 2025 di Jakarta, 27 Agustus 2025. Lebih dari 48% dari 50 proyek mineral nasional melibatkan investor China, menegaskan peran penting mereka dalam sektor strategis Indonesia.
Fokus pada Hilirisasi dan Morowali Industrial Park
Investasi China RI Rp578T banyak dialokasikan untuk hilirisasi, terutama di Morowali Industrial Park, Sulawesi Tengah, yang menjadi pusat pengolahan nikel. Park ini, yang dikelola bersama Tsingshan dan Bintangdelapan Group, telah menarik investasi awal US$1,22 miliar dari China Development Bank sejak 2018. Proyek ini mendukung produksi bahan baku baterai EV, menjadikan Indonesia pemain kunci dalam rantai pasok global kendaraan listrik.
Namun, tantangan seperti dampak lingkungan, termasuk polusi dari pembangkit listrik tenaga batu bara dan deforestasi, menjadi perhatian. Laporan menyebutkan lebih dari 8.700 hektar hutan di Morowali telah ditebang untuk mendukung operasi industri. Untuk itu, pemerintah Indonesia berkomitmen memperbaiki regulasi untuk memastikan investasi yang berkelanjutan.
Penyebaran Investasi dan Dukungan Ekosistem
Investasi China RI Rp578T tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa, tetapi juga menyebar ke wilayah seperti Maluku Utara, Jawa Barat, dan Sumatra Selatan. Sekitar 60–67% penduduk Indonesia tinggal di Jawa, menjadikannya tujuan utama, tetapi pemerintah mendorong distribusi investasi yang lebih merata. “Kami ingin investasi menciptakan dampak ekonomi di seluruh wilayah,” kata Todotua.
Pemerintah juga memperkuat ekosistem investasi melalui regulasi yang lebih sederhana dan pelayanan cepat. Inisiatif seperti OCBC One Connect 2025, yang digelar PT Bank OCBC NISP Tbk., memfasilitasi sinergi antara investor China dan mitra lokal. Direktur OCBC, Martin Widjaja, menekankan pentingnya ekosistem lintas negara yang mencakup infrastruktur, pembiayaan, dan regulasi. “OCBC bukan hanya penyedia solusi perbankan, tetapi juga penghubung antarnegara,” ujarnya.
Kerja Sama Bilateral dan Local Currency Settlement
Pada Mei 2025, Indonesia dan China menandatangani dua nota kesepahaman untuk memperkuat kerja sama industri, termasuk pengembangan twin industrial parks dan penerapan Local Currency Settlement (LCS). LCS memungkinkan transaksi bilateral menggunakan rupiah dan yuan, mengurangi risiko fluktuasi mata uang asing. OCBC, sebagai Appointed Cross Currency Dealer (ACCD), mendukung inisiatif ini dengan solusi seperti pembiayaan proyek dan trade finance.
Inisiatif ini diharapkan meningkatkan efisiensi perdagangan dan investasi, sekaligus memperkuat hubungan ekonomi kedua negara. Dengan demikian, investasi China RI Rp578T tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mempererat kolaborasi strategis.
Penutup
Investasi China RI Rp578T dengan pertumbuhan 31% dalam enam tahun menunjukkan komitmen China dalam mendukung hilirisasi dan pembangunan ekonomi Indonesia. Fokus pada pengolahan nikel, EV, dan inisiatif seperti LCS menciptakan peluang besar, meski tantangan lingkungan perlu diatasi. Dengan regulasi yang lebih baik dan sinergi lintas negara, investasi ini dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Mari dukung ekosistem investasi yang berkelanjutan untuk masa depan ekonomi yang lebih kuat!