Andre Rosiade Cup

virtualteam.my.id – Andre Rosiade Cup kembali mencuri perhatian sebagai ajang pembinaan sepak bola usia muda di Indonesia. Edisi kedua turnamen ini sukses digelar di Asiop Training Ground, Sentul, Bogor, pada Sabtu, 30 Agustus 2025. Antusiasme ribuan peserta dan penonton mendorong penyelenggara, dipimpin Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade, untuk mengemas Andre Rosiade Cup menjadi kompetisi liga mulai tahun 2026. Dengan fokus pada pembinaan pemain muda, turnamen ini diharapkan melahirkan talenta lokal untuk Timnas Indonesia di masa depan, khususnya menuju Piala Dunia 2034. Apa yang membuat ajang ini begitu istimewa? Artikel ini mengulas kesuksesan acara, rencana liga, dan dampaknya bagi sepak bola Indonesia.

Kesuksesan Andre Rosiade Cup Jilid 2

Andre Rosiade Cup Jilid 2 diikuti oleh 80 tim dari lima kelompok usia: U-8, U-9, U-10, U-11, dan U-12. Sebanyak 1.120 pemain dan 240 ofisial terlibat, didukung oleh lebih dari 2.000 penonton, termasuk orang tua dan suporter. Acara ini berlangsung meriah, dengan sorak sorai suporter yang memenuhi tribun Asiop Training Ground. “Animo masyarakat luar biasa. Ini memotivasi kami untuk terus menyediakan wadah kompetisi bagi anak-anak,” ujar Andre Rosiade, yang juga penasihat Semen Padang FC, seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Turnamen ini tidak memungut biaya pendaftaran, dan peserta mendapatkan sarapan serta makan siang gratis. Inisiatif ini mencerminkan komitmen Andre untuk mendukung anak-anak dari berbagai latar belakang, khususnya dari keluarga kurang mampu. Pertandingan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Andre Rosiade TV, memungkinkan publik luas menyaksikan bakat-bakat muda. Pembinaan Sepak Bola Usia Muda menjadi fokus utama, sebagaimana diulas oleh ANTARA News.

Pembukaan oleh Indra Sjafri dan Pesan Sportivitas

Andre Rosiade Cup Jilid 2 dibuka langsung oleh Plt Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri. Dalam sambutannya, Indra menekankan pentingnya sportivitas dalam sepak bola. “Kemenangan dengan cara curang adalah kekalahan. Kekalahan dengan sportifitas adalah kemenangan sejati,” katanya. Ia juga memuji inisiatif Andre. “Terima kasih kepada Pak Andre. Semoga turnamen ini tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di daerah lain,” ujarnya, dikutip dari Liputan6.

Indra Sjafri mendorong anak-anak untuk bercita-cita menjadi pemain Timnas, tetapi mengingatkan bahwa prestasi tidak hanya soal keterampilan di lapangan. “Sekolah harus rajin, ibadah harus rajin, dan sikap harus baik,” pesannya. Ia menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendukung pendidikan, ibadah, dan pola makan anak. Pesan ini sejalan dengan visi Membangun Karakter Atlet Muda, yang menjadi landasan turnamen ini.

Rencana Liga Andre Rosiade Cup 2026

Kesuksesan edisi kedua memotivasi Andre untuk mengembangkan Andre Rosiade Cup menjadi liga mulai tahun 2026. “Kalau turnamen ini sukses, kami rencanakan hingga lima kali tahun ini. Tahun depan, kami akan membuat Liga Andre Rosiade Cup,” ujarnya. Rencana ini bertujuan menciptakan kompetisi berjenjang yang konsisten, memastikan pembinaan berkelanjutan bagi pemain muda. Andre menargetkan liga ini menjadi wadah utama untuk melahirkan talenta lokal.

Edisi ketiga turnamen ini dijadwalkan pada Oktober 2025, tetap dengan pendaftaran gratis dan fasilitas makan untuk peserta. “Kami ingin anak-anak fokus bermain tanpa beban biaya,” kata Andre, seperti dilaporkan VOI. Rencana liga ini juga mendapat dukungan dari PSSI, yang melihatnya sebagai langkah konkret untuk memperkuat Sistem Kompetisi Usia Muda. Dengan format liga, Andre berharap dapat menciptakan ekosistem kompetitif yang mendukung perkembangan pemain hingga level senior.

Visi untuk Timnas Indonesia 2034

Andre Rosiade memiliki visi jangka panjang melalui Andre Rosiade Cup: melahirkan pemain Timnas Indonesia yang lahir dan besar di dalam negeri. “Harapannya, anak-anak ini menjadi tulang punggung Timnas Indonesia pada 2034, tanpa bergantung pada naturalisasi,” ujarnya. Ia menyoroti kelemahan sistem pembinaan saat ini, di mana pemain muda berbakat di level U-16 dan U-17 sering kehilangan jenjang kompetisi saat dewasa. “Jepang dan Korea punya kompetisi berjenjang. Kita harus meniru itu,” tambahnya, dikutip dari Detik.

PSSI, di bawah kepemimpinan Erick Thohir, juga mendukung inisiatif ini. Erick berharap turnamen serupa digelar di daerah lain untuk memperluas pembinaan. “Jika setiap provinsi punya tokoh seperti Andre, pembinaan akan lebih mudah,” ujarnya, seperti dilaporkan KabarBaik. Fokus pada Pengembangan Talenta Lokal menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan pada pemain naturalisasi di masa depan.

Dampak Sosial dan Dukungan Komunitas

Andre Rosiade Cup tidak hanya tentang sepak bola, tetapi juga tentang membangun komunitas. Kehadiran ribuan suporter dan orang tua menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap pembinaan usia muda. Misalnya, banyak orang tua yang hadir memberikan dukungan moril kepada anak-anak mereka, mencerminkan semangat kolektif. Selain itu, fasilitas gratis seperti makan siang sejalan dengan program nasional untuk mendukung anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Acara ini juga menjadi inspirasi bagi daerah lain. Andre berencana menggelar turnamen di luar Jabodetabek, termasuk Sumatera Barat pada November 2025. “Kami ingin anak-anak di daerah juga punya kesempatan,” katanya. Inisiatif ini diharapkan mendorong PSSI untuk lebih serius mengembangkan kompetisi usia muda secara nasional, sebagaimana diulas oleh VOI.

Menuju Masa Depan Sepak Bola Indonesia

Andre Rosiade Cup menandai langkah penting dalam pembinaan sepak bola usia muda di Indonesia. Dengan rencana liga pada 2026, ajang ini berpotensi menjadi fondasi bagi talenta lokal yang akan memperkuat Timnas Indonesia. “Kami ingin pemain masa depan lahir dari sekolah sepak bola Indonesia,” ujar Andre. Visi ini didukung oleh Indra Sjafri, yang menekankan pentingnya karakter dan pendidikan dalam mencetak atlet berkualitas.

Keberhasilan turnamen ini juga menjadi contoh bagi daerah lain untuk menggelar kompetisi serupa. Dengan dukungan PSSI dan komunitas, Andre Rosiade Cup dapat menjadi katalis perubahan dalam sistem pembinaan sepak bola Indonesia. Oleh karena itu, langkah menuju liga usia muda pada 2026 diharapkan memperkuat fondasi untuk Piala Dunia 2034, dengan talenta lokal sebagai pilar utama.